091 -397273 Custumer Support

Gila, di Ethiopia ada Tradisi Buang Bayi ke Sungai Buaya Jika Dianggap Pembawa Sial

9
Gila, di Ethiopia ada Tradisi Buang Bayi ke Sungai Buaya Jika Dianggap Pembawa Sial

Venleo.com - Seperti yang kita ketahui bahwa tradisi seperti ini adalah pelosok dan tempat yang sangat kental terhadap kepercayaan dan budaya turun temurun. Lantas? Mengapa budaya ini masih ada orang yang percaya?

"Dulu saya menuruti kemauan kepala suku karena tidak punya pilihan. Tapi sekarang, setiap kali melihat wanita melahirkan dan memberikan susu untuk bayinya, saya sangat menyesal. Saya merasa kesepian. Tidak ada anak yang ada di sisi saya,"

Itulah pengakuan Buko Balguda (45 tahun), seorang wanita yang berasal dari desa suku Karo, Omo Valley, Ethiopia demikian dikutip lewat laman Dailymail.co.uk.

Wanita ini menceritakan kisah pahitnya beberapa tahun yang lalu, saat 15 bayinya dianggap sebagai pembawa sial "Mingi" dan harus dibunuh untuk melindungi seluruh desa. Tradisi ini telah ada turun temurun dan masih berlangsung sampai sekarang. Setidaknya 300 bayi meninggal sia-sia karena dianggap Mingi.

"Saya memiliki tujuh bayi laki-laki dan delapan bayi perempuan. Di masa itu, tradisi suku kami masih sangat keras. Saya menghormati tradisi ini, sehingga membiarkan mereka membunuh anak-anak saya," ujar Buko. Namun sekarang, Buko menganggap tradisi ini tidak sepantasnya dipertahankan.

Selain Buko, masih banyak penduduk suku di Ethiopia yang menganggap tradisi ini sangat kejam. Beberapa bayi yang dianggap Mingi adalah bayi yang lahir tanpa izin ketua adat, bayi kembar, bayi dengan cacat fisik, bayi yang gigi pertamanya tumbuh di rahang atas (berlaku juga untuk anak-anak yang gigi susunya lepas), serta anak yang lahir dari ayah yang tidak berhasil melakukan tradisi lompat kerbau sebelum menikah.

Saat ketua adat menyatakan seorang bayi sebagai bayi Mingi, maka bayi itu harus segera dibunuh. Cara membunuh bayi ini juga dapat dibilang kejam. Bayi itu akan ditinggalkan sendirian di rawa-rawa hingga meninggal karena kelaparan atau dimakan oleh binatang buas. Kadang cara yang lebih mengerikan adalah melempar bayi atau anak-anak ke sungai yang penuh buaya.

Walaupun pemerintah Ethiopia sudah melarang tradisi ini, namun masih ditemukan ritual yang sama. Beberapa ketua adat juga sepakat bahwa tradisi ini tidak perlu diteruskan. Namun masih ada suku-suku yang mempertahankan tradisi Mingi, diperkirakan setiap tahun 300 bayi meninggal sia-sia karena dianggap membawa sial.

Menanggapi hal ini, telah banyak lembaga sosial dan panti asuhan mau menampung anak-anak yang dianggap Mingi dan membesarkan mereka. Salah satu orang tua yang berusaha melindungi bayinya yang dianggap Mingi adalah setelah ketua adat menyatakan bayinya adalah bayi Mingi, pria ini langsung menyerahkan bayinya pada polisi dan meminta mereka mengamankan bayinya.

Sekarang bayi itu sudah berusia balita dan tampak sehat. Banyak warga suku melakukan hal serupa atau menitipkan bayinya pada panti asuhan. Sampai tradisi benar-benar hilang, para wanita dan orang tua selalu cemas ketika bayi mereka lahir. Semoga saja tradisi ini tidak lagi menghilangkan nyawa bayi-bayi yang tidak berdosa ya.

About

We are Developers Team do our best to create beautiful work for our clients. Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy text ever since the 1500s.

Comments Now!

You can be first to comment this post!

9 comments

Kejam sekali yah,,,,semoga tradisi kuno tersebut bisa segera dihilangkan...

Reply

kunjungan perdana, ijin nyimak aja dulu

Reply

di afrika memang masih banyak hal yang seperti itu, mudah2an di Indonesia udah gk ada yang kaya begituan

Reply

buseetttt itu orang tua yang punya hati nurani sangat, main buang aje kesungai dikira anak ayam ape haha

Reply

wah serem banget yah mudah-mudahan sekarang tradisi itu sudah tidak dilakukan lagi yah mbak :)

Reply

Budaya yang menyeramkan -___-". Banyak orang yang menginginkan bayi, ini malah menganggap bahwa bayi itu mingi. Dan jumlah 300 itu bukan jumlah yang sedikit X___X

Reply

Contact Form

Name

Email *

Message *